Minggu, 17 November 2013

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN KOPERASI CREDIT UNION DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( Studi Kasus : Koperasi Credit Union Partisipasi Sukamakmur Kecamatan Sibolangit,Kabupaten Deli Serdang) (Nurlela Ketaren, Dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU) Nurlela KeFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN KOPERASI CREDIT UNION DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( Studi Kasus : Koperasi Credit Union Partisipasi Sukamakmur Kecamatan Sibolangit,Kabupaten Deli Serdang) (Nurlela Ketaren, Dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU) Nurlela Ketaren



 Abstrak : Penelitian ini adalah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Credit Union Kerjasama dalam pemberdayaan masyarakat . Masalah dalam penelitian ini adalah apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam Credit Union Kerjasama " Partisipasi Sukamakmur " dalam pemberdayaan masyarakat dan bagaimana konsep pemberdayaan masyarakat melalui Credit Union Kerjasama "Partisipasi Sukamakmur " . Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif . Total populasi adalah seluruh anggota Credit Union Kerjasama atau 204 orang . Jumlah debitur di Credit Union ini adalah 80 orang dan 50 % dari mereka ( 40 orang ) menjadi sampel penelitian ini . Dari 40 orang , peneliti memilih 5 orang yang peneliti berpikir bahwa mereka memiliki pengetahuan yang mendalam dan diperlukan untuk menjadi informan . Pemberdayaan masyarakat melalui Credit Union Kerjasama " Partisipasi Sukamakmur " telah dilakukan melalui rata-rata 36,62 % rutin bimbingan ( 91,55 % ) . Upaya adalah untuk meningkatkan nilai dan kegiatan keagamaan prestise , pengabdian sosial dan pertanian . Pemberdayaan berorientasi untuk menciptakan diri upaya masyarakat ( melalui kegiatan pemuliaan hewan) yang memiliki minat yang sama untuk bekerja sama , masyarakat mengidentifikasi kebutuhan yang sama untuk memenuhi kebutuhan yang sama . Pengembangan Masyarakat di Union Koperasi Kredit adalah upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial termasuk ekonomi , pendidikan , kesehatan masyarakat dan perbaikan budaya sosial. Oleh karena faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Credit Union Kerjasama " Partisipasi Sukamakmur " memiliki pengaruh begitu besar melalui pemberdayaan masyarakat yang memungkinkan bagi anggotanya untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial mereka dan juga dapat memperbesar pengaruh dalam proses yang mempengaruhi sosial ekonomi dan kerja sama modal Credit Union.

METODE PENELITIAN

Suatu penelitian dapat berjalan sesuai yang diharapkan dengan menggunakan model analisa deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Analisa tersebut menggambarkan model hubungan antara berbagai variable dengan memberikan penafsiran ilmiah dan analisis yang logis atas hubungan antarfaktor. Yang dimaksud populasi penelitian adalah seluruh anggota koperasi kredit union yang dihitung sejumlah anggotanya. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner dan wawancara faktor yang mempengaruhi keberhasilan kredit union.

PEMBAHASAN

Ginting (1999) berpendapat bahwa credit union lebih pesat dibandingkan dari KUD dalam laju perkembangan keragaan. Akan tetapi bisnis kredit union relative lebih kecil dan hanya bergerak dibidang usaha sipan pinjam. Marbun(1999) juga menyatakan bahwa koperasi kredit memiliki dagang dan jasa. Dalam kegiatan tersebut partisipasi anggota yang meliputi : jumlah simpanan, jumlah pinjaman, frekuensi mengikuti pendidikan, lama tunggakan dan lamanya menjadi anggota mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat pendapatan. Amelia (2000) berpendapat bahwa kinerja kredit union mengalami pertumbuhan hal ini ditunjukan karena adanya partisipasi aktif dari anggota dalan perberdayaan perempuan pedesaan melalui kredit union. Ada pula peran aktifitas kredit union memberikan dampak terhadap pemberdayaan ekonomi anggota yang yang meliputi : kinerja usaha, akses pasar dan kemitraan anggota meskipun demikian masih diperlukan kemitraan dengan lembaga lain.

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN KOPERASI

Keberhasilan koperasi kredit union antara lain :
1.      Koperasi eksis jika kebutuhan kolektif untuk memperbaiki ekonomi secara umum.
2.      Koperasi akan berkembang jika adanya kebebasan dan otonomi dalam berorganisasi.
3.      Keberadaan koperasi ditentukan dengan proses berkembangnya pemahaman nilai-nilai koperasi.
4.    Peran dan manfaat koperasi akan semakin dirasakan bagi anggota dan masyarakat jika terdapat kesadaran serta keanggotaan yang jelas.
5.      Koperasi akan eksis jika mampu mengembangkan kegiatan usaha.
6.      Keberadaan koperasi sangat diotentukan oleh kesesuaian dengan karakteristik mastarakat atau anggotanya.
Pemahaman nilai-nilai tersebut tidak dapat terjadi melalui suatu proses pengembangan yang bertahap dan berkeseimbangan, terutama dilakukan melalui pendidikan dan sosialisasi dengan tetap memberikan tempat bagi perkembangan aspirasi lokal yang spesipik menyangkut implementasi bahkan pengadaan dari nilai koperasi universal tersebut. Adapun peran dan manfaat koperasi dapat dirasakan bagi anggota dan masyarakat jika terdapat kesadaran dan kejelasan dari anggotanya. Hal tersebut khususnya pada pemahaman anggota dan masyarakat akan perbedaan hak dan kewajiban serta manfaat sebagai anggota. Dan pada akhirnya hal ini menjadi alternatif yang dapat menimbulkan kesadaran kolektif dan loyalitas anggota kepada organisasinya yang kemudian akan menjadi basis kekuatan koperasi itu sendiri. Koperasi kredit union memajukan peranan pusat ekonomi terpadu masyarakat, karena berperan sebagai sumber keuangan bagi anggota yang sebagian besar melakukan pinjaman. Dalam hal ini, koperasi kredit union berfungsi sebagai bank masyarakat dimana unit lain akan mendepositkan keuntungan dan modal mereka.

Persepsi Responden Mengenai SHU

Jaringan permodalan adalah suatu mekanisme untuk memperoleh dan berbagi modal diantara masyarakat itu sendiri. Pertumbuhan modal dapat berfungsi sebagai alat pembayaran bagi anggota yang hendak meminjam. Jaringan permodalan tersebut dalam berguna untuk meningkatkan keuntungan dan memanfaatkan keuntungan dalam bentuk deviden atau sisa hasil usaha. Dalam fungsi lain pelayanan simpanan dan pinjaman oleh koperasi kredit, jaringan permodalan akan bekerja untuk melakukan konsolidasi lebih lanjut terhadap modal kecil untuk memajukan masyarakat. Adapula tanggapan lain tentang koperasi yang dimana sebagai pinjaman kredit berate usaha pemutaran modal koperasi semakin tinngi, sehingga deviden yang diterima diakhir tahun semakin tinggi dan usaha koperasi semakin sukses. Secara konseptual pranata koperasi merupakan potensi modal social karena ditemui beberapa elemen pokok dari modal social pada koperasi yaitu sikap saling percaya antara anggota koperasi dengan pengurus koperasi. Meskipun unsur dari semua elemen tidak bekerja dan berfungsi secara efektif menunjukan bahwa koperasi merupakan salah satu potensi modal social yang hidup atau pernah ada dalam komunitas nelayan, khususnya pada komunitas nelayan di lokasi penelitian sumatera utara. Kusnadi(2000) mengatakan keberhasilan koperasi menunjukan bahwa bila elemen modal social yang menjadi dasar bagi hadir dan bekerjanya pranata koperasi berjalan dengan efektif, maka koperasi akan berhasil meningkatkan kesejahteraan social ekonomi anggotanya. 

Partisipasi Responden

Partisipasi responden diartikan adanya kesadaran akan hak dan kewajiban anggota koperasi. Hal tersebut mengetahui adanya denda yang dikenakan apabila mereka tidak memenuhi kewajiban, seperti membayar simpanan wajib dan sukarela, bunga kredit pinjaman dan angsuran pinjaman dibayar setiap bulan. Responden juga dapat melakukan simpanan modal penyertaan kepada koperasi kredit union ketika anggota membutuhkan pinjaman pada saat   kas koperasi mengalami kekurangan modal. Komposisi responden berdasarkan partisipasi dalam koperasi adalah :
1.      Responden yang menyatakan berpartisipasi berjumlah rata-rata 30,12
2.      Responden yang menyatakan tidak, berjumlah rata-rata 9org
3.      Responden yang menyatakan tidak tidak tahu 0,88
Dengan demikian dapat disimpulkan walaupun partisipasi anggota sudah baik tetapi masih perlu dilakukan optimalisasi potensi partisipasi anggota karena masih ada anggota yang tidak mengetahui kegunaannya.

Pendidikan Pengurus Koperasi

Dalam koperasi kredit union sukamakmur pendidikan dilaksanakan  oleh ketua beserta anggota-anggotanya. Dalam pernyataan mengenai responden tentang pendidikan ditanggapi oleh 75% responden dengan menyatakan pernah mendapat pendidikan dari pengurus koperasi kredit union. Fasilitas yang diberikan oleh koperasi kredit union adalah memberikan pendidikan tentang bagaimana manfaat bagi anggota koperasi dalam hal mencermati posisis keuangan, mengenai resiko keuangan dan mempersiapkan keputusan yang berdasarkan pada kondisi keuangan yang aktual. Berikut adalah komposisi responden mengenai adanya pendidikan pengurus :
1.      Responden menyatakan ada berjumlah 30,71 org
2.      Responden menyatakan tidak berjumlah 7,86 org
3.      Responden menyatakan tidak tahu berjumlah 1,43 org
Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa tanggapan responden tentang pendidikan sudah cukup baik akan tetapi masih perlu dilakukan optimalisasi potensi anggota dalam hal pendidikan. Hal ini dilakukan agar mereka tidak terhambat dalam pengembangan pemberdayaan hidup akibat keterbelakangan pendidikan.

Kepemimpinan Pengurus Koperasi

Dalam hal ini para responden menyatakan bahwa kepemimpinan koperasi saat ini mempunyai kemampuan untuk berkembang. Adapun nilai-nilai koperasi keterbukaan, demokrasi, partisipasi, kemandirian, kerjasama, pendidikan dan keperdulian kepada masyarakat merupakan pilar utama kepemimpinan pengurus. Pengurus koperasi kredit union pada dasarnya merupakan cita-cita yang diwujudkan dalam bentuk prinsip fundamental. Dalam struktur organisasi sangat ditentukan oleh karakteristik anggota yang kreatif dan mempunyai tanggung jawab dalam penabungan. Hal tersebut tetap diberlakukan oleh kepemimpinan pengurus, agar anggota memahami hak dan tanggung jawab serta memenuhi kewajibannya. Hal ini akan menumbuhkan kesadaran kolektif dan loyalitas pengurus kepada organisasi yang kemudian akan menjadi baris kekuatan koperasi kredit union dengan demikian kepengurusan juga harus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agak dapat melaksanakan kewajiban serta tanggung jawab jangka panjang. Berikut ini adalah tanggapan responden terhadap kepemimpinan pengurus :
1.      Responden menyatakan baik berjumlah 34org
2.      Responden menyatakan tidak baik berjumlah 40,9org
3.      Responden menyatakan tidak tahu berjumlah 1,91org
Berdasarkan data diatas bisa dilihat walaupun kepemimpinan pengurus sudah cukup baik akan tetapi masih perlu dilakukan optimalisasi pengurus untuk membina anggota kredit union.

Manajemen Koperasi

Berfikir secara administratif adalah bagaimana berfikir secara penyelenggaraan segala sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Yang berarti kita harus merencanakan jalannya sebuah usaha, mengembangkan organisasi usaha, menerima, menyaring, mendidik, menempatkan dan memanfaatkan oranglain. Dalam hal ini para responden mengatakan administrasi keuangan didukung sedikitnya 29org, berate masih ada anggota yang belum berjalan secara maksimal. Para responden mengatakan bahwa pengawas selalu bekerja sama untuk menyelesaikan masalah internal koperasi. Dengan demikian tanggapan responden mengenai manajemen administrasi kredit union dapat diakumulasikan sebagai berikut :
1.      Responden menyatakan baik berjumlah 30,91org
2.      Responden menyatakan tidak baik berjumlah 6,91org
3.      Responden menyatakan tidak tahu berjumlah 2,18org
Dari data tersebut dapat diasumsikan bahwa manajemen koperasi sudah dilakukan cukup baik. Tetapi harus tetap saja diperlukan optimalisasi pengetahuan manajemen kepada anggota agar keberhasilan kredit union memfokuskan diri pada pelayanan anggota semakin tinggi. 

DAFTAR PUSTAKA
Amelia, 2001. Peranan Aktivitas Credit Union Dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Tesis (S-2) Tidak Diterbitkan. Medan. Program Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP-USU). 
Atmosudirjo, Prajudi. 1982. Dasar-dasar Administrasi Niaga. Jakarta: Chalia Indonesia.
Badaruddin & Nasution, M. Arief. 2005. Modal sosial dan Pemberdayaan Komunitas Nelayan (Isuisu Kelautan dan Kemiskinan Hingga Bajak Laut. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hendrojogi, 1997. Azas-azas Koperasi; Teori dan Praktek. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada. Kartasasmita, Ginandjar. 1995. Administrasi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.
Krisnamurti, Bayu. 1998. Perkembangan Kelembagaan dan Perilaku Usaha Koperasi Unit Desa di Jawa Barat. Kajian Cross Section (Tidak Diterbitkan). Bogor. Institut Pertanian Bogor.
 Manurung, M. 1998. Indonesia Menuju Demokrasi Ekonomi; Kumpulan Makalah Sistem Ekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 
Marbun, Dunan. 1999. Peranan Credit Union dalam Mengelola Simpan-pinjam Untuk Meningkatkan Pembangunan
Ekonomi di Wilayah Pedesaan. Tesis (S-2) Tidak Diterbitkan. Medan. Program Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP-USU).
Mikkelsen, Britha. 1999. Metode Penelitian Partisipatorisdan Upaya-upaya Pemberdayaan. Jakarta: Obor Indonesia.
Mubyarto. 1999. Reformasi sistem Ekonomi, dari Kapitalisme Menuju Ekonomi Kerakyatan. Yogyakarta: Aditya Media.
Mutis, Thoby. 1983. Organizational Competency and Effectiveness of The Jakarta Credit Cooperation/Credit Union (CU). Philippines: South East Asia Interdisciplinary Development Institute.
 Mutis, Thoby. 1992. Pengembangan Koperasi; Kumpulan Karangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
 Ngo, A. Petrus. 2002. Ketua Credit Union Daya Lestari samarinda, Mengapa harus Credit Union?, Makalah disampaikan pada Seminar Pendalaman Ekonomi Rakyat tanggal 2 Juli, Jakarta. 
Ningrum, Natasia S. 2005. Larangan Praktik Monopoli dan Perjuangan Tidak sehat. Wawasan.
Sukardi, 2003. Sritua Arif: Ekonomi Rakyat di Era Globalisasi. Makalah disampaikan Pada Seminar Sehari Memperingati 100 hari Meninggalnya Prof. Dr. Sritua Arif. Medan, FISIP USU.
Sukamdiyo. 1996. Manajemen Koperasi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Titus, K. Kurniadi. 2004. Ekonomi Rakyat. Makalah Pendahuluan Pada Seminar Ekonomi Rakyat tanggal 4 Juni 2004, Lembaga Keuangan Mikro.
 Widiyanti, Ninik. 2002. Manajemen Koperasi. Jakarta:Rineka Cipta.