Minggu, 16 November 2014

Pendapat Tentang Pesta Rakyat

  Sesaat setelah Jokowi dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI, sebagian masyarakat melangsungkan pesta rakyat. Tak hanya di Jakarta, keramaian pesta juga berlangsung di hampir pelosok negeri. Nama "pesta rakyat" seolah menandakan bahwa sejatinya Jokowi adalah milik rakyat. Dalam pesta itu, segala lapisan masyarakat berbaur dalam satu tujuan, yakni mengungkapkan rasa syukur. Kita dapat melihat artis-artis kelas kampung hingga Ibu Kota bernyanyi. Uniknya, mereka tidak dibayar, alias gratisan. Semua demi menyemarakkan pengukuhan Jokowi, sang Presiden.
Pesta bukan semata menghambur-hamburkan sesuatu secara berlebihan. Apalagi semata bersenang-senang.  
  Dalam pesta itu, segala doa dan harapan disematkan. Pemotongan tumpeng sebagai simbol keselamatan dilakukan. Saat di atas panggung pesta rakyat di Monas, Jokowi memberikan potongan tumpeng pertama kepada seorang wanita, Siti Mugiyah, yang belakangan diketahui sebagai sopir taksi dan penopang hidup keluarga. Potongan kedua dan ketiga pun ia peruntukkan bagi pejuang kehidupan kelas akar rumput yang selama ini terlupakan. Jokowi tak memberikan potongan tumpeng itu kepada pejabat, kolega, apalagi politikus dan ketua partai. Ia menekankan arti keberpihakan kepada rakyat kecil. Ia menjadi "harapan baru" sebagai oasis di tengah kerasnya kehidupan dewasa ini. Jokowi menandai babak baru di mana persentuhannya dengan rakyat begitu terasa.
  Setelah berpesta, selanjutnya rakyat akan mengawasi dan menunggu hasil kinerja Jokowi. Mungkin ia kalah dari segi koalisi partai di parlemen, tapi ia memiliki koalisi dengan nama "rakyat". Uniknya, keikhlasan yang diberikan oleh rakyat (sebut pula relawan) selama ini patut menjadi catatan tersendiri. Sebutlah, misalnya, para artis Ibu Kota, yang sekali manggung mendapat puluhan hingga ratusan juta rupiah, rela bercapek-capek tampil tanpa dibayar demi Jokowi. Sebuah pemandangan yang langka dijumpai di dunia serba industri dewasa ini dengan segala hitung-hitungan untung-rugi.
  Hal ini mengingatkan kita akan jejak-jejak kebudayaan manusia Indonesia yang dibangun di atas kesadaran kohesi kolektif, kerja sama, dan saling menghargai. Sebutlah, misalnya, gotong-royong di kampung, ngayah di Bali, serta sambatan di Jawa Tengah. Pada intinya, mereka melakukan sesuatu bukan untuk mencari uang atau materi, melainkan demi persaudaraan dan kasih sayang antar sesama.

 http://www.tempo.co/read/kolom/2014/10/23/1739/Pesta-Rakyat
Setelah Pelantikan presiden ke-7 Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo dan wakil Presiden M. Yusuf Kalla sukses diadakan Pada tanggal 20 Oktober 2014. Keduanya sudah diambil sumpahnya di depan masyarakat Indonesia dengan harapan bisa melaksanakan kewajibannya sebagai pemimpin negara dan mudah-mudahan bisa merealisasikan janji-janji mereka selama masa berkampanye dulu. Selain prosesi pelantikan presiden dan wakil presiden tersebut, perhatian publik juga tidak lepas dari perayaan yang diadakan oleh relawan para artis setelah pelantikan dengan mengadakan acara pesta rakyat di monumen nasional (Monas) setelah acara pelantikan selesai. Melihat perayaan yang bisa dibilang sangat meriah itu, tidak menutup kemungkinan banyak muncul pandangan dari berbagai lapisan masyarakat soal perayaan tersebut. Jika kita mengaku sebagai bangsa yang demokrasi, maka sebaiknya mengambil sikap bijak dan tetap berpikir positif menanggapi berbagai pendapat yang ada.
Segi Positif Perayaan Pesta Rakyat Jokowi
Jika kita berbicara dari sudut pandang positifnya, maka ada beberapa hal yang mungkin bisa kita ambil hikmahnya diantaranya adalah;
1. Pesta ( Syukuran) seperti yang dilakukan oleh relawan artis kemarin, bisa dibilang sebagai satu penanda dimulainya semangat baru, perubahan baru, dari rakyat dan untuk rakyat Indonesia Sendiri. Penanda sebaiknya besar agar bisa membekas di ingatan dan hati masyarakat terlebih di hati Pemimpin baru negara ini yakni Bapak Jokowi dan Bapak M Yusuf kalla. Jika penanda itu kecil dan mudah dliupakan oleh lapisan masyarakat, maka upaya langkah awal memulai perubahan baru demi bangsa ini akan mudah dilupakan juga.
2. Syukuran pesta rakyat bisa dikatakan sebagai rasa syukur kepada alloh swt sebab sudah mengabulkan do'a sesuai dengan keinginan mayoritas masyarakat dan artis yang mendukung jokowi agar menjadi bisa presiden dan mampu melaksanakan tugas dengan baik.
3. Syukuran pesta rakyat bisa juga sebagai penyambung emosional antara masyarakat Indonesia dan Pemimpin barunya yakni Bpk. Joko Widodo dan Bpk. M. Yusuf Kalla. Kita bisa menyaksikan sendiri bagaimana sikap yang ditunjukkan jokowi ketika berada dikerumunan masyarakat banyak dan menyempatkan bertemu untuk bersalaman di pinggir pagar Istana Negara.
4. Antusias para warga, dan relawan para artis ketika berdoa dalam syukuran rakyat tersebut, menunjukkan betapa besar keinginan mereka menaruh harapan kepada presiden dan wakil presiden ke-7 ini.
5. Mendatangkan rejeki tersendiri bagi pedagang kaki lima untuk menjajakan barang dagangannya. Para pemulung juga tidak ikut ketinggalan mengais rejeki dengan mengumpulkan sampah-sampah yang bisa di reproduksi ulang.
- See more at: http://karangtarunabhaktibulang.blogspot.com/2014/10/sudut-pandang-pesta-rakyat-setelah.html#sthash.vFdXajg1.dpuf
Pelantikan presiden ke-7 Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo dan wakil Presiden M. Yusuf Kalla sukses diadakan Pada tanggal 20 Oktober 2014. Keduanya sudah diambil sumpahnya di depan masyarakat Indonesia dengan harapan bisa melaksanakan kewajibannya sebagai pemimpin negara dan mudah-mudahan bisa merealisasikan janji-janji mereka selama masa berkampanye dulu. Selain prosesi pelantikan presiden dan wakil presiden tersebut, perhatian publik juga tidak lepas dari perayaan yang diadakan oleh relawan para artis setelah pelantikan dengan mengadakan acara pesta rakyat di monumen nasional (Monas) setelah acara pelantikan selesai. Melihat perayaan yang bisa dibilang sangat meriah itu, tidak menutup kemungkinan banyak muncul pandangan dari berbagai lapisan masyarakat soal perayaan tersebut. Jika kita mengaku sebagai bangsa yang demokrasi, maka sebaiknya mengambil sikap bijak dan tetap berpikir positif menanggapi berbagai pendapat yang ada.
Segi Positif Perayaan Pesta Rakyat Jokowi
Jika kita berbicara dari sudut pandang positifnya, maka ada beberapa hal yang mungkin bisa kita ambil hikmahnya diantaranya adalah;
1. Pesta ( Syukuran) seperti yang dilakukan oleh relawan artis kemarin, bisa dibilang sebagai satu penanda dimulainya semangat baru, perubahan baru, dari rakyat dan untuk rakyat Indonesia Sendiri. Penanda sebaiknya besar agar bisa membekas di ingatan dan hati masyarakat terlebih di hati Pemimpin baru negara ini yakni Bapak Jokowi dan Bapak M Yusuf kalla. Jika penanda itu kecil dan mudah dliupakan oleh lapisan masyarakat, maka upaya langkah awal memulai perubahan baru demi bangsa ini akan mudah dilupakan juga.
2. Syukuran pesta rakyat bisa dikatakan sebagai rasa syukur kepada alloh swt sebab sudah mengabulkan do'a sesuai dengan keinginan mayoritas masyarakat dan artis yang mendukung jokowi agar menjadi bisa presiden dan mampu melaksanakan tugas dengan baik.
3. Syukuran pesta rakyat bisa juga sebagai penyambung emosional antara masyarakat Indonesia dan Pemimpin barunya yakni Bpk. Joko Widodo dan Bpk. M. Yusuf Kalla. Kita bisa menyaksikan sendiri bagaimana sikap yang ditunjukkan jokowi ketika berada dikerumunan masyarakat banyak dan menyempatkan bertemu untuk bersalaman di pinggir pagar Istana Negara.
4. Antusias para warga, dan relawan para artis ketika berdoa dalam syukuran rakyat tersebut, menunjukkan betapa besar keinginan mereka menaruh harapan kepada presiden dan wakil presiden ke-7 ini.
5. Mendatangkan rejeki tersendiri bagi pedagang kaki lima untuk menjajakan barang dagangannya. Para pemulung juga tidak ikut ketinggalan mengais rejeki dengan mengumpulkan sampah-sampah yang bisa di reproduksi ulang.
- See more at: http://karangtarunabhaktibulang.blogspot.com/2014/10/sudut-pandang-pesta-rakyat-setelah.html#sthash.vFdXajg1.dpuf
ika kita berbicara dari sudut pandang positifnya, maka ada beberapa hal yang mungkin bisa kita ambil hikmahnya diantaranya adalah;
1. Pesta ( Syukuran) seperti yang dilakukan oleh relawan artis kemarin, bisa dibilang sebagai satu penanda dimulainya semangat baru, perubahan baru, dari rakyat dan untuk rakyat Indonesia Sendiri. Penanda sebaiknya besar agar bisa membekas di ingatan dan hati masyarakat terlebih di hati Pemimpin baru negara ini yakni Bapak Jokowi dan Bapak M Yusuf kalla. Jika penanda itu kecil dan mudah dliupakan oleh lapisan masyarakat, maka upaya langkah awal memulai perubahan baru demi bangsa ini akan mudah dilupakan juga.
2. Syukuran pesta rakyat bisa dikatakan sebagai rasa syukur kepada alloh swt sebab sudah mengabulkan do'a sesuai dengan keinginan mayoritas masyarakat dan artis yang mendukung jokowi agar menjadi bisa presiden dan mampu melaksanakan tugas dengan baik.
3. Syukuran pesta rakyat bisa juga sebagai penyambung emosional antara masyarakat Indonesia dan Pemimpin barunya yakni Bpk. Joko Widodo dan Bpk. M. Yusuf Kalla. Kita bisa menyaksikan sendiri bagaimana sikap yang ditunjukkan jokowi ketika berada dikerumunan masyarakat banyak dan menyempatkan bertemu untuk bersalaman di pinggir pagar Istana Negara.
4. Antusias para warga, dan relawan para artis ketika berdoa dalam syukuran rakyat tersebut, menunjukkan betapa besar keinginan mereka menaruh harapan kepada presiden dan wakil presiden ke-7 ini.
5. Mendatangkan rejeki tersendiri bagi pedagang kaki lima untuk menjajakan barang dagangannya. Para pemulung juga tidak ikut ketinggalan mengais rejeki dengan mengumpulkan sampah-sampah yang bisa di reproduksi ulang. - See more at: http://karangtarunabhaktibulang.blogspot.com/2014/10/sudut-pandang-pesta-rakyat-setelah.html#sthash.vFdXajg1.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar